HyperTrack Menggunakan AWS untuk Pemrosesan Data Real-Time untuk Pelacakan Lokasi Langsung Dalam Skala Besar

HyperTrack adalah platform cloud mandiri untuk pelacakan lokasi langsung melalui aplikasi. Puluhan ribu pengembang dari berbagai industri dan wilayah menggunakan layanan terkelola untuk melacak pergerakan aset secara real-time tanpa membangun atau mengelola infrastruktur mereka sendiri. "Kami membuatnya semudah mungkin bagi pengembang untuk menambahkan pelacakan lokasi langsung ke aplikasi mereka," ujar Thomas Raffetseder, software architect di HyperTrack. "Pengembang menambahkan SDK kami ke aplikasi mereka, dan kami menyediakan data lokasi yang akurat dan real-time untuk mereka di cloud melalui API mereka. Misalnya, perusahaan minyak dan gas terkemuka menggunakan aplikasi pemompa minyak yang dibuat menggunakan HyperTrack. Aplikasi ini menggunakan data pelacakan untuk memahami cara pemompa menggunakan waktunya dan untuk membuat keputusan perutean secara real-time agar mereka dapat lebih produktif."

Saat diluncurkan di akhir tahun 2015, HyperTrack perlu membangun platform yang dapat menskalakan secara otomatis. "Sebagai startup, kami tahu kami akan tumbuh dengan cepat dan akan terus tumbuh, dan kami ingin memiliki infrastruktur yang tersedia untuk mendukung kami pada skala yang lebih besar tanpa perlu mengelola dan memeliharanya sendiri," kata Raffetseder. HyperTrack juga memerlukan kemampuan untuk memvisualisasikan data bagi jutaan perangkat di lapangan dan memberi tahu pelanggan saat aset bisnisnya tiba di tujuan. "Kami harus memberikan pembaruan lokasi real-time, yang menjadi kebutuhan pelanggan kami," ujar Raffetseder. "Itu adalah kasus penggunaan yang harus kami selesaikan sebelum benar-benar meluncurkan layanan ke pelanggan."

Untuk mencapai tujuan ini, HyperTrack mengembangkan platform tanpa server di Amazon Web Services (AWS) Cloud. Platform ini memanfaatkan AWS Lambda untuk komputasi tanpa server dan Amazon Kinesis untuk menyerap aliran data dari SDK perusahaan, memprosesnya untuk akurasi, dan menyediakan lokasi untuk fitur real-time. "Saat memulai, pertanyaannya bukan apakah sebaiknya kami menggunakan cloud—tetapi sebaiknya menggunakan cloud yang mana," kata Raffetseder. "AWS telah menjadi pemimpin komputasi cloud sejak lama, dan memberikan kematangan serta layanan cloud yang kami cari."

HyperTrack juga memilih AWS AppSync untuk memvisualisasikan data secara real-time bagi jutaan perangkat. AWS AppSync menyederhanakan pengembangan dengan memungkinkan pengembang membuat API yang mengakses dan menggabungkan data dari berbagai sumber. Layanan ini menggunakan bahasa kueri API GraphQL untuk alur data ke aplikasi. "Kami perlu kemampuan untuk mendukung GraphQL di pipeline kami untuk digunakan oleh tim front-end dan tim mobile," ujar Raffetseder. "Dibandingkan harus menggunakan format kami sendiri, kami menyukai standar yang disediakan GraphQL, dan AWS AppSync adalah pilihan tepat untuk mewujudkannya." Dengan menggunakan AppSync, bersama kerangka kerja pengembangan mobile AWS Amplify, HyperTrack dapat memberikan jutaan titik data kepada pelanggannya.

Tanpa menggunakan AWS AppSync dan Amplify, HyperTrack akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk mencoba mencapai pemrosesan data real-time. "Kami tidak memiliki tim operasi khusus di sini, dan kami harus menyiapkannya dari awal lalu mencoba memperkirakan muatan untuk memastikan semuanya berfungsi dalam kondisi tertentu," kata Raffetseder. "Dengan menggunakan AWS AppSync, kami sangat yakin bahwa layanan akan berfungsi tanpa level overhead operasional tambahan yang ekstrem. Kami mengaktifkan dan menjalankan solusi dalam hitungan hari, bukan minggu."

Dengan mengandalkan arsitektur tanpa server AWS, HyperTrack dapat menaikkan dan menurunkan skala secara otomatis tanpa gangguan rekayasa. "Dengan menggunakan pendekatan tanpa server di AWS, solusi kami menskalakan secara otomatis berdasarkan desain, sehingga kami dapat fokus pada skema dan bagaimana data sebenarnya mengalir melalui klien," kata Raffetseder. "Kami tidak perlu khawatir tentang pengelolaan kinerja server GraphQL, jadi kami dapat menskalakan dengan cepat untuk memenuhi permintaan. Kami memulai dengan produk baru tanpa pengguna dan sekarang kami memiliki ratusan juta kejadian di platform kami. Kami tidak dapat melakukannya tanpa AWS."

Karena tidak menghabiskan waktu untuk mengelola infrastruktur, HyperTrack dapat memberikan perhatian penuh untuk menambah lebih banyak nilai bagi pelanggan. "Tidak ada yang akan menggunakan HyperTrack karena kami memiliki server GraphQL yang hebat. Mereka menggunakan kami karena kami memberikan nilai yang luar biasa bagi bisnis mereka." ujar Raffetseder. "Dengan menggunakan AWS AppSync dan arsitektur tanpa server AWS, kami memiliki layanan yang terkelola sepenuhnya dan tidak perlu mengkhawatirkan cara memperkuat infrastruktur. Hasilnya, kami dapat melakukan penelitian mengenai apa yang benar-benar penting untuk pelanggan. Artinya, kami dapat fokus untuk membangun pengalaman lokasi langsung yang mengagumkan untuk produk kami, yang akan membantu pelanggan membangun bisnis dan pengalaman pelanggan yang lebih baik bagi pelanggan mereka." 

Selain itu, HyperTrack menghemat uang karena tidak perlu menyediakan kapasitas berlebih untuk beban kerja. "Kami melihat penghematan biaya 30 persen dibandingkan dengan arsitektur yang kami gunakan sebelum kami beralih ke tanpa server," kata Alexander Kishinevsky, wakil presiden teknik (vice president of engineering) HyperTrack. "Sebagian besar dari penghematan itu berasal dari tidak perlunya sumber daya operasional untuk fokus pada pengelolaan server. Kami menghemat 40 jam kerja, setiap minggu. Itu adalah hal signifikan bagi startup seperti kami, dan mewakili uang yang dapat digunakan untuk menyempurnakan produk kami. Dengan menggunakan AWS, kami dapat berupaya untuk memberikan solusi terbaik kepada pelanggan kami."

Untuk mempelajari selengkapnya, kunjungithinkwithwp.com/appsync.